MENGAPA HANYA AL QUR'AN?

Ketika membicarakan perempuan dalam Islam, saya memutuskan membatasi pembicaraan pada visi Al Qur'an tentang perempuan.
Keputusan diambil dengan alasan:
Pertama, beda dengan hadits, Al Qur'an adalah sumber nilai Islam yang otentisitasnya tak pernah diperdebatkan.
Para ulama Islam menyebut semua ayat Al Qur'an adalah qath'iyy al wurud.
Dengan merujuk pada Al Qur'an kita menunjuk pada Islam dalam bentuknya yang paling Ilahi.
Lepas dari pemikirannya, Al Qur'an tidak dipengaruhi oleh "campur tangan" manusia; dengan demikian, terbebas dari tradisi kultural manapun.
Hadits, sebaliknya, tumbuh dan berkembang dalam sejarah. Sunnah, yang merupakn penafsiran para ulama tentang hadits, tentu saja sangat dipengaruhi oleh situasi historis dan latar belakang kultural para penafsirnya.
Karena itu, ketika merujuk pada hadits, kita harus meneliti hadits-hadits itu dengan sangat kritis.
Kedua, Al Qur'an adalah sumber syari'at pertama.
Karena itu, ia menjadi rujukan semua sumber lain.
Kebenaran Sunnah, ijma atau qiyas harus diuji dengan Al Qur'an. Selain itu teks Al Qur'an tidak diikhtilafi.
Berbeda dengan hadits, sejak awal Islam, Al Qur'an disampaikan secara lafzhi, bukan berdasarkan makna. Jadi, Al Qur'an yang kita baca sekarang adalah Al Qur'an yang dibaca Rasulullah SAW.
Tak satupun mazhab dalam Islam yang mempunyai Al Qur'an yang lain.

>>)§(<<

back to home